Malam
itu aku fikir besok akan menjadi hari yang paling menyenangkan buatku. Kenapa?
Hari itu adalah hari dimana rumahku akan terasa ramai. Ada keluarga besarku dan
pasangan dari semua kakak-kakakku. Ibuku memang mengadakan acara kecil-kecilan,
hanya untuk sekedar bertemu dan makan
bersama. Aku senang ada acara dirumahku, walau sebenarnya aku kurang
menyukai keramaian. Dalam benakku aku berfikir “ini akan menjadi hari yang
paling menyenangkan bulan ini”. Yess! Oke, sebaiknya aku tidur dulu, biar nanti
pagi tubuhku akan terasa segar, dan siap membantu Ibu menyiapkan makan malam.
Paginya,
aku sudah mendapati rumahku sepi. Ah! Aku hampir lupa kalau pagi itu ibu harus
ke pasar buat berbelanja, sedangkan kedua kakakku pergi ntah kemana. Untung
saja, teman-teman disekitar rumahku sudah membuat janji kalau pagi itu kami
akan bermain bersama. Tak lama akhirnya mereka tiba dirumahku. Kami pun main
bersama sambil bersenda gurau. Tak terasa, hari sudah menjelang sore. Mereka
pun pamit pulang. Dan baru kusadari, ibu dan yang lain sudah tiba dirumah sejak
tadi. Ahh, mereka memang selalu bisa membuatku bahagia.
Kubantu
ibu menyiapkan masakannya. Memotong sayur, mencuci beras dan piring, dan
merapikan meja makan. Semua kulakukan dengan ikhlas. Karena yang ada di otakku
hanyalah indahnya berkumpul bersama. ‘Hmm, nanti aku akan melakukan apa ya
bersama mereka? Bercerita panjang lebar dan tertawa bersama’, fikirku. Semua
fikiranku itu membuatku semakin semangat membantu ibu menyiapkan segala
keperluan hari itu.
Akhirnya!
Semua persiapan telah selesai. Mulai dari meja makan, semua makanan yang lezat,
minuman yang segar, serta makanan pencuci mulut, semua sudah tertata rapih di
meja makan. Dan waktu yang tersisa pun
masih cukup untuk membersihkan badan. Aku, ibu, bapak, dan kedua kakakku sudah
selesai membersihkan diri kami masing-masing.
Waktu
yang ku tunggu akhirnya tiba juga. Keluarga besar dan para pasangan dari
kakak-kakakku sudah berangsur datang. Tapi... kenapa ini? Kenapa sepertinya
yang lain pada asik sendiri dengan aktivitas masing-masing? Kenapa tak ada yang
berusaha mengajakku berbicara bersama? Aha, aku tahu. Mereka pasti masih melepas
rindu antara satu dengan yang lain. Baiklah akan ku biarkan dulu.
Malam
semakin larut, acara utama akan segera dimulai. Tapi kenapa masih saja tidak
ada yang mengajakku mengobrol bersama? Ah, mungkin mereka lapar, baiklah, akan
ku tunggu sampai waktu makan berakhir. Tapi kenapa semuanya seperti tak
melihatku? Mereka hanya menyapaku sesaat, lalu pergi lagi. Seakan-akan aku ini
hanya sebuah pajangan yang tak dianggap penting sama sekali. Bahkan mungkin aku
hanyalah sebuah barang tua yang tertutup sarang laba-laba.
Tapi
kenapa? Kenapa aku selalu terabaikan. Atau memang sengaja diabaikan? Apa aku
benar-benar tak terlihat lagi oleh mereka semua? Atau aku hanyalah sebuah
hantu, yang tak dapat dilihat, tapi bisa melihat? Kalau aku memang hantu, tapi
kenapa mereka masih bisa menyapaku?
Tak
ingin terlalu memikirkan hal yang begitu menyakitkan bagiku, aku mulai mengetik
sebuah pesan buat sahabat baikku disekolah. Hanya untuk sekedar basa-basi. Aku
mulai bertanya dia sedang melakukan apa? Lalu tak lama dia menjawab, “Aku lagi
dirumah bella, lagi kumpul dan makan malam dengan teman-teman yang lain”.
Bagaikan
ada sebuah halilintar yang menyambarku. Aku terdiam. Ha? Apa maksud dari semua
ini? Mereka mengadakan acara tanpa memberi tahuku? Kenapa? Padahal aku yakin
kalau aku tidak pernah mengatakan kalau hari itu ibu akan mengadakan acara
dirumah. Tapii... tapi kenapa mereka tidak mengundangku?! Apa ada yang salah
denganku?
Apa
aku hanya bermimpi? Ya, ini pasti hanya mimpi. Tapi, kalau ini memang sebuah
mimpi, kenapa semua terasa begitu nyata? Seketika kucoba mencubit diriku
sendiri. Aw! Sakit. Gak. Ini bukan mimpi. Ini memang terjadi. Benar-benar
terjadi. Aku benar-benar merasa kecewa. Sekarang aku sadar, aku memang gak
pernah dianggap ada oleh siapapun! Ya. Mereka memang melihatku. Tapi mereka tak
menganggapku sedikitpun. Mereka hanya datang padaku saat mereka butuh. Dan
setelah kebutuhan mereka terpenuhi, aku kembali dilupakan. Di tinggalkan. Dan
tak pernah dianggap ada.
Sekarang
aku menganggap diriku ini benar-benar sebuah hantu. Memang HANTU yang sama
sekali tak terlihat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar